Hiperlipidemia merupakan keadaan dimana kadar lipid (kolesterol dan trigliserida) dalam darah melebihi kadar normal. Pengobatan hiperlipidemia menggunakan beberapa obat dengan mekanisme kerja yang berbeda-beda. Berikut terapi farmakologi Hiperlipidemia beserta mekanisme aksinya :
1)
Sequestran asam empedu
Mekanisme kerjanya mengikat asam empedu dan kolesterol
intestinal dan diekskresi melalui feses, memacu sintesis asam empedu dari
kolesterol hepar. Obat ini tidak di absorbsi, maka menimbulkan Efek Samping
Obat ESO yang berkaitan dengan gastro intestinal (nausea, vomiting,
konstipasi), flatulen yang akan hilang setelah obat diberikan kontinyu. Contoh
obat : kolesteramin dan kolestipol.
2)
HMG-CoA reduktase inhibitor
Obat
yang mencegah sintesis kolesterol dengan menghambat pembentukan asam mevalonat
yang merupakan prekursor kolesterol, dan menghambat enzim HMG-CoA yang berperan
dalam sintesis kolesterol tersebut. Efek obat ini terlihat setelah 2 minggu
pengobatan dan maksimal 6 minggu pengobatan, efek kombinasi dengan resin lebih
baik jika dibandingkan digunakan tunggal.
Mempengaruhi metabolisme lemak pada banyak jaringan
menyebabkan ESO lebih banyak (mialgia, kelelahan otot, SGPT, dan SGOT naik),
ESO lainnya sakit kepala, dizziness, merubah rasa, insomnia, diare, flatulen,
dan kram lambun. Contoh obat : lovastatin, atrovastatin, simvastatin,
pravastatin, dan fluvastatin.
3)
Niasin (Asam nikotinat)
Vitamin yang berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat. Dalam dosis tinggi menurunkan kadar plasma dari LDL dan VLDL,
menghambat metabolisme lemak, dan menstimulasi lipoprotein lipase, akibatnya
terjadi peningkatan penguraian trigliserida (TG). Efek menurunkan lipid
tercapai setelah 3-5 hari pengobatan. ESO nya antara lain nausea, vomiting,
vasodilatasi dan menaikkan kadar asam urat. Contoh obat : niasin.
4)
Derivat Fibrat
0 comments