Flickr Images

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Popular Posts

Resistensi Antibiotik

Posted by Muhammad Singgih Wicaksono Friday, April 1, 2016

Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika suatu strain bakteri dalam tubuh manusia menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik. Resistensi ini berkembang secara alami melalui mutasi evolusi acak dan juga bisa direkayasa oleh pemakaian obat antibiotik yang tidak tepat. Setelah gen resisten dihasilkan, bakteri kemudian dapat mentransfer informasi genetik secara horisontal (antar individu) dengan pertukaran plasmid. Mereka kemudian akan mewariskan sifat itu kepada keturunannya, yang akan menjadi generasi resisten. Bakteri bisa memiliki beberapa gen resistensi, sehingga disebut bakteri multiresisten atau “superbug”.
Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Ketika Anda terinfeksi bakteri yang resisten antibiotik, pengobatan untuk Anda menjadi lebih sulit dan harus menggunakan obat yang lebih kuat dan lebih mahal dengan lebih banyak efek samping. Contoh bakteri yang telah menjadi resisten terhadap antibiotik termasuk spesies yang menyebabkan infeksi kulit, meningitis, penyakit menular seksual, tuberkulosis, dan infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia.

Penyebab umum

Penggunaan yang tidak tepat dan penyalahgunaan antibiotik adalah penyebab umum resistensi antibiotik, di antaranya:
  • Penggunaan antibiotik untuk infeksi virus. Banyak pasien berharap atau meminta dokter untuk meresepkan antibiotik ketika terkena flu dan pilek. Padahal, antibiotik hanya untuk mengobati infeksi bakteri, bukan infeksi virus. Antiobiotik hanya diperlukan bila flu dan pilek sudah ditumpangi infeksi sekunder oleh bakteri. Sebagian besar flu dan pilek tidak memerlukan antiobiotik.
  • Putus obat. Dosis antibiotik harus dihabiskan secara penuh, bila berhenti meminum antibiotik di tengah jalan maka beberapa bakteri yang masih hidup akan menjadi resisten terhadap pengobatan antibiotik di masa depan.

Pencegahan

Resistensi bakteri bisa dikurangi dengan pemakaian antibiotik secara bijaksana. Baik dokter maupun pasien dapat turut berperan untuk mengurangi penyalahgunaan antibiotik. Antibiotik hanya boleh diresepkan ketika infeksi bakteri telah terjadi. Mengambil antibiotik untuk infeksi virus bukan hanya membuang-buang waktu dan biaya, tetapi juga membantu meningkatkan resistensi antibiotik. Selain itu, setiap pasien harus menyadari bahwa antiobiotik harus tetap diambil sampai dosisnya habis meskipun gejala-gejala penyakit sudah hilang.

==================================================
Sumber :
majalahkesehatan.com

0 comments

Post a Comment